BAB VIII
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
8.1 Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing
kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi
kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai
suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup
yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang
sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti yang ada di
negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi
akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari
– hari. Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong
– sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat
keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan
yang kurang tepat.
Mereka berpandangan
bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat
mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk tersciptanya
kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya
pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan
sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus
bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan
seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang – orang
pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan
mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam
menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau
diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain,
seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu
akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan.
Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan
lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka juga tidak segan
segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang yang ada
disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan
berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Seperti yang kita lihat
sekarang ini, meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap
tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran
yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja
bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena
mereka bisa membentuk kader – kader pemimpin baru.
Untuk masalah tersebut
hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup pada pribadi masing
masing orang tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah pemimpinnya itu belum bisa
menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih banyak dan hal itu sulit
untuk ditelusuri satu persatu. Kalau pandangan hidup mereka sudah kembali ke
jalan yang benar, tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan menghentikan aksi
aksi yang mereka jalankan sekarang ini dengan kesadaran probabadi.
8.2 Pengertian Cita – Cita
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau
kehendak yang selalu ada di dalam pikiran atau sebuah tujuan sempurna (yang
akan dicapai atau dilaksanakan) dimana untuk mewujudkannya, kepentingan pribadi
harus dikesampingkan. Banyak orang yang mengganggap mimpi atau impian itu sama
dengan khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi
atau impian itu lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan
atau lamunan itu lebih ke arah keinginan yang tidak dapat direalisasikan.
Dari kecil kita pasti
dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita
setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau
impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk
menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita yang baik
adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi,
dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak
logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal
yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun
sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres
dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita
jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn /
spmb kedokteran dia stress, dan seterunya.
Tidak semua orang bisa
menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka
bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak
dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar
cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau
melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.
Tapi jangan lupa dengan
cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk surga pun harus kita
perjuangkan selama kita hidup di dunia karena hidup kita pada dasarnya adalah
untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak membawa
apa-apa selain amal ibadah kita.
Hidup akan berguna jika
kita lebih banyak memberi dan sedikit menerima. Banyak berbuat kebaikan dan melawan
kejahatan jauh lebih membanggakan daripada hidup jadi penjahat dan mengejar
kenikmatan dunia / hedonisme. Manusia tidak akan puas dengan harta, oleh karena
itu hiduplah sederhana dan banyak memberi. Dengan begitu kelak di akhirat kita
bisa tersenyum bangga atas kemenangan kita selama hidup di dunia.
8.3 Pengertian Kebajikan
Prinsip bahwa kebajikan merupakan suatu pengetahuan adalah bahwa untuk
mengatahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan. kejahatan, kekeliruan
atau semacanya muncul karena kurangnya pengetahuan, ketidakacuhan, dan
ketiadaan lainnya. jika mengetahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan,
maka kekeliruan hanya datang dari kegagalan untuk mengetahui apa yang baik.
“Tak ada orang yang melakukan kejahatan secara sukarela”, kalau mengetahui
kebaikan tentang sesuatu (dalam hal apapun itu), seseorang tak mungkin
bermaksud memilih kejahatan.
Mungkin kita sering
mendengar orang berkata “saya bertindak berlawanan dengan penilaianku yang
lebih baik”, atau “saya benar-benar lebih tahu?”. mungkin hal ini konyol,
karena jika kita benar-benar lebih tahu, jikan kita bear-benar lebih paham
tentang hal yang lebih baik untuk dilakukan maka kita pasti akan melakukannya.
jika kita benar-benar memiliki penilaian yang lebih baik dari yang kita gunakan,
maka kita pasati bertindak berdasarkan penilaian tersebut, dan bukannya
berlawanan. ketkan seseorang melakukan tindak kejahatan atau kekliruan,
pastilah itu didasarkan pada pemikiran bahwa tindakan itu akan ada eksesnya,
ada keuntungannya. seorang pencuri tahu bahwa mencuri itu adalah salah, tapi
dia mencuri cincin berlian karena dia meyakini bahwa hal itu akan memikat
perempuan, atau akan membuat dia kaya sebagai keuntungannya. begitu pula
orang-orang yang menghabiskan hidupmya demi mengejar kekuasaan, gengsi atau
kekayaan. mereka melakukannya karena berpikir bahwa salah satu dari tindakan
itu akan membawa kebahagiaan bagi mereka.
Seseorang harus tahu
sifat alamiah manusia, supaya mengerti apa yang baik bagi manusia dan apa yang
akan bisa membawa kebahagiaan, serta supaya mengerti bagaimana hidup dan apa
yang harus dikejar untuk diraih. tanpa memperhatikan ini, tak akan pernah tahu
apa yang baik bagi manusia dalam sebuah kehidupan, mengejar demi mencapai
sesuatu namun tak pernah mendapatkan kebahagiaan, kehidupan seperti bisa
dikatakan “kehidupan yang tak teruji, sedangkan kehidupan yang tak teruji tidak
layak disebut hidup” (Socrates : Seri Petualangan Filsafat).
8.4 Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja
keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau
dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh
kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara
manusia satu dan manusia lainnya.
Ketika suatu tujuan
telah ditetapkan dan ingin dicapai maka langkah berikutnya harus disertai
dengan implementasi. Disetiap proses perjuangan selalu membutuhkan implementasi
nyata. Hasil nyata akan terwujud apabila kita bisa menjaga proses implementasi
dengan baik dan benar. Hasil yang mampu dicapai merupakan wujud dari sebuah
perjuangan.
Perjuangan tidak selalu
identik dengan lamanya kita melakukan proses implementasi untuk mewujudkan
keinginan kita. Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat
dengan sedikit sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru
sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi
dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal
amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
8.5 Pengertian Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa
cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.
keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar
atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa,
manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan
disadari bahwa keyakinan itu keliru. Kepercayaan adalah suatu keadaan
psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu:
- Aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
- Aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh)
- Aliran gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
8.6 Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang
Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan
bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang
diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah memiliki pandangan
hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik pula.
Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
- Mengenal
Mengenal merupakan
suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas
hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita
yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka
kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan
bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
- Mengerti
Tahap kedua untuk
berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan
mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita
berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara.
Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita
mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu
mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
- Menghayati
Langkah selanjutnya
setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar
mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
- Meyakini
Setelah mengetahui
kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi
kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita
meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan
suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai
suatu tujuan hidupnya.
- Mengabdi
Pengabdian merupakan
sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah
dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan
mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat
mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri
bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam
akhirat.
BAB IX
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
9.1 Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut
kamus besar bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menannggung segala
sesuatunya. Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Tanggung
jawab juga membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan penerima
wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan wewenang. Tanggung jawab
merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggung juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab bersifat
kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap manusia
dibebani dengan tanggung jawab. Apabila dikaji tanggung jawab itu adalah
kewajiban yang harus dipikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung
jawab karena ia menyadari baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula
bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.
9.2 Macam – macam Tanggung Jawab
1.
Tanggung terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi. Contoh : Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar dapat melangsungan hidupnya.
2.
Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil, tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan dan kehidupan. Contoh : Seorang ayah rela bekerja membanting
tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya.
3.
Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Karena
kedudukkannya sebagai makhluk sosial, sehingga membutuhkan manusia lain, maka
ia harus berkomunikasi terhadap manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian
manusia ini adalah anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab seperti anggota masyarakat lain. Wajarlah apabila tingkah laku dan
perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4.
Tanggung jawab terhadap bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang telah dibuat oleh
suatu negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan
manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara. Contoh :
Seseorang korup, kalau perbuatan tersebut diketahui ia harus berurusan dengan
pihak kepolisian dan pengadilan.
5.
Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk
mengisi kehidupan, manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan.
Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Contoh:
Seorang muslim menjalankan ibadah sholat karena merupakan tanggung jawabnya,
jika dia mengerjakan maka ia akan mendapatkan hukuman berupa dosa.
9.3 Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggung jawab berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
a.
Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik berupa pikiran, pendapat sebagai
perwujudan kesetiaan atau suatu kesetiaan yang dilakukan dengan ikhlas.
b.
Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban yang berarti persembahan, sehingga
pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan tidak
mengandung pamrih.
9.4 Perbedaan Pengabdian dan Pengorbanan
Perbedaan pengabdian dan pengorbanan berdasarkan pengertian tidak begitu
jelas. Dengan adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan
akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta, benda, pikiran,
perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan,
tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Kesimpulan
Orang yang bertanggung
jawab adalah orang yang berani mengambil resiko atas tindakan atau perkataan
yang telah dibuatnya. Orang yang bertanggung jawab akan terbiasa untuk jujur.
Saran
Budayakanlah tanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berkeluarga ataupun kehidupan lainnya.
BAB X
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
10.1
PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu
merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas. Sehingga kegelisahan
merupakan hal yang menggambarkan seseorang yang tidak tenteram hati maupun
perbuatan, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar
ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan dapat diketahui dari gejala tingkah laku
seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku itu umumnya lain dari
biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala, memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangan,
duduk termenung sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung, dan malas
bicara.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada
tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu kecemasan kenyataan
(obyektif), kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.
a). Kecemasan obyektif
Pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau
bahaya dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang
mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan
mungkin dari sifat pembawaan, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk
menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda atau keadaan tertentu
dari lingkungannya.
b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya
dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni:
- Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, dan orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
- Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya.
- Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id, meskipun ego dan superego melarangnya.
c). Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.
Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi, antara lain iri, benci, dendam,
dengki, marah, gelisah, cinta, dan rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam merupakan sebagian
dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang
sehat. Oleh karena itu, sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat
dipahami orang lain. Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji,
bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah, dan
putus asa.
- SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya
orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman,
baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
- USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
- Mulai dari diri kita sendiri, yaitu bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
- Memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhan Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun.
10.2 KETERASINGAN
Katerasingan
berasal dari kata terasing, dan dari kata dasar asing. Kata asing
berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi
kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah
perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh
masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak
dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat. Perbuatan iti misalnya
mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang, dan sombong.
10.3 KESEPIAN
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata
kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman.
- Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah
satunya frustasi. Dalam hal itu, orang tidak mau diganggu, ia lebih senang
dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan lebih senang hidup sendiri. Orang
yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai. Orang
yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga
dibanding orang lain, maka orang itu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri
itu mengakibatkan kesepian.
10.4 KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan,
tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas.
- Sebab-sebab terjadi ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir
secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir, manusia selalu
menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh
rangsang-rangsang baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti
ialah:
- Obsesi
Gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau
perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya,
selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
- Phobia
Rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal,
kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
- Kompulasi
Adanya keragu-raguan tentang apa yang telah
dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang
serupa berkali-kali.
- Histeria
Neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental,
kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu
menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
- Delusi
Pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu
keyakinan palsu. Delusi ada tiga macam, yaitu:
a) Delusi persekusi
Menganggap keadaan sekitarnya jelek.
b) Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan besar.
c) Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa.
- Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat
bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan
terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi
dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
- Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh
oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya, antara lain gangguan
pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan
darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa
kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka
mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, dan menyendiri.
- Usaha-usaha penyembuhan ketidakpastian
- Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu tergantung kepada mental penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
- Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.
- Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi.
- Orang yang bersikap sombong atau angkuh,bila mengalami musibah baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan adalah masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.
BAB XI
MANUSIA DAN HARAPAN
11.1 Pengertian Harapan
Harapan
adalah Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri. Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu
yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan
kita.
Ø Menyebutkan
persamaan harapan dan cita-cita :
Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu :
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.
Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu :
1. Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.
Ø Menuliskan
contoh-contoh harapan :
– Galih seorang Mahasiswa Manajemen Gunadarma. ia Rajin Belajar dengan harapan didalam ujian semester mendapatkan angka yang Baik. Amin
– hadir seorang wiraswasta yang rajin. sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju, ia yakin usahanya ia menjadi kenyataan, karena itu ia berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.
– Galih seorang Mahasiswa Manajemen Gunadarma. ia Rajin Belajar dengan harapan didalam ujian semester mendapatkan angka yang Baik. Amin
– hadir seorang wiraswasta yang rajin. sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju, ia yakin usahanya ia menjadi kenyataan, karena itu ia berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.
11.2Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Ø Menyebutkan
penyebab manusia mempunyai harapan
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :
1. Dorongan Kodrat
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :
1. Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud
dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain.
Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain.
Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan
rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia
lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik
kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
a.
Kelangsungan hidup (survival).
b.
Keamaanan
(safety).
c.
Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be
loving and loved).
d.
Diakui lingkungan (status).
e.
Perwujudan cita-cita (self-actualization). Dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai
harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
11.3 Pengertian Doa
1.
Pengertian
doa
Menurut bahasa do’a berasal dari kata “da’a” artinya memanggil. Sedangkan
menurut istilah syara’ do’a berarti “Memohon sesuatu yang bermanfaat dan
memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
DOA adalah sebuah tempat untuk meminta, bersyukur, berkomunikasi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam berdoa kita memiliki hak istimewa untuk berbicara, memohon, kepada yang Mahakuasa. Hendaknya doa di pelajari dengan baik dan di terapkan dalam sisi kehidupan. Dengan melalui doa berkatNya bisa mengalir pada kita, dan kita dapat memenangkan segala problematika yang sedang kita hadapi.
DOA adalah sebuah tempat untuk meminta, bersyukur, berkomunikasi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam berdoa kita memiliki hak istimewa untuk berbicara, memohon, kepada yang Mahakuasa. Hendaknya doa di pelajari dengan baik dan di terapkan dalam sisi kehidupan. Dengan melalui doa berkatNya bisa mengalir pada kita, dan kita dapat memenangkan segala problematika yang sedang kita hadapi.
2.
Menyebutkan
macam-macam doa :
Syeikh
Abdurrahman bin Sa’diy berkata: “Setiap perintah di dalam al Qur’an dan
larangan berdo’a kepada selain Allah, meliputi do’a masalah (permintaan) dan
do’a ibadah.” Adapun perbedaan antara kedua macam do’a tersebut adalah: Do’a
masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari
kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi
tiga:
a)
Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini
(termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b)
Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal
dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada
kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik
dan dosa besar.
c)
Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada
hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang
masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do’a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah
atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena
pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan
sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan
dari azab-Nya.
3.
Menuliskan
contoh-contoh doa :
Contoh doa
sehari – hari :
Ø
Do’a Sebelum Makan
Allahumma
baarik lanaa fiimaa razaqtana wa qinaa ‘adzaa-bannaari
Bismillahirrahmaaniraahiimi.
Artinya : Ya Allah berkahilah kami dalam rezki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (HR. Ibnu as-Sani)
Artinya : Ya Allah berkahilah kami dalam rezki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (HR. Ibnu as-Sani)
Ø
Do’a Sesudah Makan
Alhamdulillahilladzii
ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa muslimiina.
Artinya : Segala puji bagi Allah Yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami muslim. (HR. Abu Daud)
Alhamdulilaahilladzi ath’amanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwwatin.
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan melipahkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatanku. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Artinya : Segala puji bagi Allah Yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami muslim. (HR. Abu Daud)
Alhamdulilaahilladzi ath’amanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwwatin.
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan melipahkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatanku. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ø
Do’a Sebelum Tidur
Bismikallahhumma
ahyaa wa bismika amuutu.
Artinya : Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya : Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ø
Do’a Sesudah Bangun Tidur
Alhamdulillaahil
ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin nusyuuru.
Artinya : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nya-lah kami akan kembali (HR. Bukhari)
Artinya : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nya-lah kami akan kembali (HR. Bukhari)
Ø
Do’a Terkejut Bangun Dari Tidur
A’uudzu
bikalimaatillahit tammaati min ghadhabihi wa min syarri ‘ibaadihi wa min
hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuni.
Artinya : Aku berlindung dengan kalimah Allah yang sempurna dari kemarahan Allah dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan setan dan dari kehadiran mereka (HR. Abu Daud dan Tir-middzi)
Artinya : Aku berlindung dengan kalimah Allah yang sempurna dari kemarahan Allah dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan setan dan dari kehadiran mereka (HR. Abu Daud dan Tir-middzi)
Ø
Do’a Mimpi Baik
Alhamudlillaahirrabbil
‘alamiin. Artinya : Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam (HR. Bukhari)
Ø
Do’a Mimpi Tidak Baik
Allaahumma
innii a;uudzu bika min ‘amalisy syaythaani, wa sayyi’aatil ahlaami.
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi yang buruk (HR. Ibn as-Sani)
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi yang buruk (HR. Ibn as-Sani)
11.4 Kepercayaan
1.
Pengertian
kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini
akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan
atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
a.
Kepercayaan
Pada Diri Sendiri
Kepercayaan
kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri
sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Kepercayaan
Kepada Orang Lain
Kepercayaan
kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya, atau
terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena
ucapannya”.
c.
Kepercayaan
Kepada Pemerintah
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat.
Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang mempunyai
arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan
(totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang
mempunyai hak adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi
hanya kewajiban.
Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.
Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.
d.
Kepercayaan
Kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat
penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan
Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya
Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka
manusia harus percaya kepada Tuhan.
2.
Menyebutkan
3 teori kebenaran :
1)
Teori Koherensi atau Konsistensi yaitu suatu pernyataan
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2)
Teori Korespondensi yaitu suatu teori yang menjalankan
bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan
itu berkorenponden(berhubungan)dengan obyek yang dituju oleh pernyataan
tersebut.
3)
Teori Pragmatis yaitu kebenaran sutu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan
praktis.
11.5 Kepercayaan dan Usaha
untuk Meningkatkannya
1.
Membedakan 4
kepercayaan :
§
Kepercayaan
pada diri Sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada Hakekatnya percaya pada Tuhan yang Maha Esa. Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercaya kepadanya.
§
Kepercayaan
Kepada Orang Lain
Percaya pada
Orang lain itu dapat Berupa percaya kepada Saudara, Orang Tua, Guru, atau siapa
saja. Kepercayaan kepada Orang Lain itu sudah tentu percaya terhadap kata
hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang
yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang
lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
§
Kepercayaan
Kepada Pemerintah
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat
adalah Negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Sseorang mempunyai arti
hanya dalam Masyarakat, dan Negara. Hanya Negara sebagai keutuhan (totalitas)
yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada Negara. Satu-satunya yang mempunyai
Hak adalah Negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya
kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis
atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber
kebenaran, sehingga wajar jika Manusia sebagai warga negara percaya kepada
negara dan pemerintah.
§
Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan Manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat
penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan
Tuhannya. Kepercayaan Berarti keyakinan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh
Karena itu, jika Manusia ingin memohon pertolongan kepadanya, maka manusia
harus percaya kepada Tuhan.
2.
Menyebutkan
usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya
Berbagai
usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha
itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara
lain :
1.
Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan
ibadah.
2.
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
3.
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia
dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
4.
Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5.
Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah
dan sebagainya
DAFTAR
PUSTAKA
http://gerryghost.wordpress.com/2011/05/24/manusia-dan-harapan/
Ebook ILMU BUDAYA DASAR
Ebook ILMU BUDAYA DASAR
wartawarga.gunadarma,ac.id
belajar-cemerlang.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar